Kerajaan Kuripan

Kerajaan Kuripan, atau disebut pula Kahuripan, adalah kerajaan kuno yang beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.Kerajaan Kuripan berlokasi di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah).
Diduga pusat pemerintahan kerajaan ini berpindah-pindah di sekitar Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong saat ini. Kabupaten Tabalong terletak di sebelah hulu dari Kabupaten Hulu

Kerajaan Kusan

Daerah Lansekap Kusan yang berwarna biru di kabupaten Tanah Bumbu
-------------
Kerajaan Kusan (berdiri 1786), atau Landschap Koesan adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Tanah Kusan atau daerah aliran sungai Kusan, sekarang wilayah ini termasuk dalam

Kerajaan Pulau Laut

Kerajaan Pulau Laut dan Pulau Sebuku atau Kerajaan Pulau Laut dan dependensinya adalah suatu wilayah pemerintahan swapraja yang dikepalai seorang bumiputera bagian dari Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda di bawah kekuasaan

Kerajaan Pagatan

Kerajaan Pagatan (warna merah) dan Kusan (warna biru)
-----------
Kerajaan Pagatan (1775-1908) adalah kerajaan bawahan yang merupakan daerah otonomi bagi imigran suku Bugis di dalam negara Kesultanan Banjar. Kerajaan otonom ini adalah salah satu

Kesultanan Banjar

Gambar kraton/istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura pada tahun 1843.
-----------------
Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri pada Tahun 1520, dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap mengakui ada pemerintahan

Kesultanan Pontianak

Istana Kadriyah di Pontianak
-------------
Kesultanan Kadriyah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk

Kesultanan Sambas

Istana Alwatzikhubillah di Sambas
----------------
Kesultanan Sambas adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Provinsi Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Kalimantan dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas

Kerajaan Meliau

Kerajaan Meliau[2][3][4]
Raja pertama kerajaan Meliau adalah Pangeran Mancar, putra ketiga Brawijaya dari kerajaan Majapahit. Bersama dengan saudara-saudaranya, Pangeran Mancar meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terlibat peperangan menuju daerah pedalaman Kalimantan.
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[5]

Kerajaan Mempawah

Istana Amantubillah di Mempawah
----------------
Kerajaan Panembahan Mempawah adalah sebuah kerajaan Islam yang saat ini menjadi wilayah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia.[1] Nama Mempawah diambil dari istilah "Mempauh", yaitu nama pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian juga dikenal dengan nama Sungai Mempawah.[2] Pada perkembangannya, Mempawah menjadi lekat sebagai nama salah satu kerajaan/kesultanan yang berkembang di Kalimantan Barat.[1] Riwayat pemerintahan adat Mempawah sendiri terbagi atas dua periode, yakni pemerintahan kerajaan Suku Dayak yang berdasarkan ajaran Hindu dan masa pengaruh Islam (kesultanan).[1]

Kerajaan Nanga Bunut

Kerajaan Nanga Bunut merupakan kerajaan yang terletak di persimpangan muara Sungai Kapuas yang merupakan penghubung antara kecamatan-kecamatan, ibu kota, serta kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat.[1][2][3] Kerajaan Nanga Bunut berdiri pada tanggal 29 Januari 1877 dengan surat asisten residen Sintang nomor 91 tahun 1877 yang menyatakan Negeri Nanga Bunut telah berdiri selama 64 tahun.[4] Dan pada tahun 1909 dikuasai dan diletakkan dibawah kekuasaan Hindia Belanda.[5]

Silsilah Raja
Urutan para pemegang tampuk pemerintahan di Kerajaan Nanga Bunut adalah sebagai berikut:[4]

Kerajaan Tanjungpura

Kerajaan Tanjungpura atau Tanjompura[1] merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat. Kerajaan yang terletak di Kabupaten Kayong Utara ini pada abad ke-14 menjadi bukti bahwa peradaban negeri Tanah Kayong sudah cukup maju pada masa lampau. Tanjungpura pernah menjadi provinsi Kerajaan Singhasari sebagai Bakulapura. Nama bakula berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti tumbuhan tanjung (Mimusops elengi), sehingga setelah dimelayukan menjadi Tanjungpura.

Daerah kekuasaan
Wilayah kekuasaan Tanjungpura membentang dari Tanjung Dato sampai Tanjung Sambar. Pulau Kalimantan kuno terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Borneo (Brunei), Sukadana (Tanjungpura) dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah perbatasan wilayah mandala Borneo (Brunei) dengan wilayah mandala Sukadana (Tanjungpura), sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah mandala

Kesultanan Pontianak

Istana Kadriyah di Pontianak
----
Kesultanan Kadriyah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha[1] di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC Belanda. Ia melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari Kerajaan Mempawah dan kedua dengan putri dari Kesultanan Banjar (Ratu Syarif Abdul Rahman, putri dari Sultan Tamjidillah I, sehingga ia

Kerajaan Kubu

Kerajaan Kubu atau landschap Koeboe adalah padalah sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Yang Dipertuan Besar yang pernah berdiri dalam wilayah yang sekarang terletak di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Sejarah
Sejarah Kerajaan Kubu memiliki kaitan yang erat dengan sejarah Kesultanan Pontianak. Sejarah pantas berhutang budi kepada sekelompok kecil petualang dan saudagar Arab yang singgah di sana atas kemunculan serta tegaknya kedua kerajaan tersebut pada awalnya. Yaitu ketika 45 penjelajah Arab yang berasal dari daerah Hadramaut di Selatan Jazirah Arab, yang pada mulanya bertujuan untuk mencari keuntungan dengan berdagang di lautan Timur-jauh (Asia) berlabuh di sana. Leluhur dan Tuan Besar (Raja) Kerajaan Kubu pertama, yaitu Syarif Idrus Al-Idrus, adalah menantu dari Tuan Besar (Panembahan) Mampawa (Mempawah). Ia Syarif Idrus juga merupakan ipar dari Sultan pertama Kesultanan Pontianak (Al-Qadri). Pada awalnya Dia Syarif Idrus membangun perkampungan di dekat muara sungai Terentang, barat-daya pulau Kalimantan.

Kerajaan Sintang

Kerajaan Sintang adalah Kerajaan Hindu kemudian menjadi Kerajaan Islam yang pernah berdiri di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Penguasa Kerajaan Sintang disebut Panembahan Sintang.

Daftar Panembahan Sintang
Panembahan Samat semah
Panembahan Ismail Zubair Mali Jubairi Irawan II
Panembahan Tembilang Ari.diketahui akhir kurun 16
Panembahan Pencin Pontin..1600 - 1643
Panembahan Tunggal........1643 - 1672
Panembahan Muhammad Shamsuddin......1672 - 1738 (diketahui Panembahan pertama masuk islam)
Panembahan Muhammad jalaluddin......1738 - 1786
Panembahan Muhammad Jamaluddin I....1786 - 1796

Kerajaan Salakanagara

Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara). Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Banten memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah Husein Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph Iskandar, Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Kerajaan Kuripan

Gambar denah situs Candi Agung, pada tahun 1996, telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM (Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20). 
Kerajaan Kuripan, atau disebut pula Kahuripan, adalah kerajaan kuno yang beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Kerajaan Kuripan berlokasi di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah). Diduga pusat pemerintahan kerajaan ini berpindah-pindah di sekitar Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong saat ini. Kabupaten Tabalong terletak di sebelah hulu dari Kabupaten Hulu Sungai

Kerajaan Negara Dipa

Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan yang berada di pedalaman Kalimantan Selatan. Kerajaan ini adalah pendahulu Kerajaan Negara Daha. Kerajaan Negara Daha terbentuk karena perpindahan ibukota kerajaan dari Amuntai (ibukota Negara-Dipa di hulu) ke Muhara Hulak (di hilir). Sejak masa pemerintahan Lambung Mangkurat wilayahnya terbentang dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting. Kerajaan Negara Dipa memiliki daerah-daerah bawahan yang disebut Sakai, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Mantri Sakai. Sebuah pemerintahan Sakai kira-kira sama dengan pemerintahan lalawangan (distrik) pada masa Kesultanan Banjar. Salah satu negeri bawahan Kuripan adalah Negara Dipa. Menurut Hikayat Banjar, Negara Dipa merupakan sebuah negeri yang didirikan Ampu Jatmika yang berasal dari Keling (Coromandel).[3] Menurut Veerbek (1889:10) Keling, propinsi Majapahit di barat daya

Lambung Mangkurat

Lambung Mangkurat, merupakan pengucapan orang Banjar untuk Lambu Mangkurat adalah raja atau pemangku Kerajaan Negara Dipa.Lambung Mangkurat menggantikan ayahandanya Ampu Jatmaka atau Empu Jatmika, seorang saudagar kaya raya pendatang dari negeri Keling yang merupakan pendiri kerajaan Negara Dipa sekitar tahun 1387. Negara Dipa mula-mula berpusat di negeri Candi Laras (Margasari), kemudian berpindah ke hulu pada negeri Candi Agung (Amuntai).
Berbeda dengan versi Hikayat Banjar, legenda suku Maanyan mempercayai bahwa Lambung Mangkurat, merupakan pengucapan orang Melayu Banjar dari nama Dambung Mangkurap, salah satu tokoh masyarakat adat Pangunraun Jatuh.Lambung Mangkurat yang bergelar Ratu Kuripan ini adalah putra kedua dari Maharaja di Candi gelar dari Ampu Jatmaka/Empu Jatmika yang merupakan seorang perantau saudagar kaya raya dari negeri Keling (Koromandel) yang datang ke pulau Hujung Tanah atau pulau Kalimantan dengan armada Prabayaksa. Di dalam naskah Hikayat Banjar & Kotawaringin maupun Tutur Candi, secara tegas negeri Keling itu dimaknai sebagai suatu tempat di India yang

Kerajaan Negara Daha

Kerajaan Negara Daha adalah sebuah kerajaan Hindu (Syiwa-Buddha)yang pernah berdiri di Kalimantan Selatan sejaman dengan kerajaan Islam Giri Kedaton. Kerajaan Negara Dipa merupakan pendahulu Kesultanan Banjar. Pusat pemerintahan/ibukota kerajaan ini berada di Muhara Hulak/kota Negara (sekarang kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan), sedangkan bandar perdagangan dipindahkan dari pelabuhan lama Muara Rampiau (sekarang desa Marampiau) ke pelabuhan baru pada Bandar Muara Bahan (sekarang kota Marabahan, Barito Kuala). Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Kerajaan Negara Dipa yang saat itu berkedudukan di Kuripan/Candi Agung, (sekarang kota Amuntai). Pemindahan ibukota dari Kuripan adalah untuk menghindari bala bencana karena kota itu dianggap sudah kehilangan tuahnya. Pusat pemerintahan dipindah ke arah hilir sungai Negara (sungai Bahan) menyebabkan nama kerajaan juga berubah sehingga disebut dengan nama yang baru sesuai letak ibukotanya yang ketiga ketika dipindahkan yaitu Kerajaan Negara Daha.

Raden Sekar Sungsang

Raden Sekar Sungsang/Ki Mas Lalana/Panji Agung Rama Nata atau Raden Sakar Sungsang gelar Maharaja Sari Kaburungan adalah raja Negara Daha ke-1 (1495-1500). Nama ayahnya adalah Raden Carang Lalean - cucu Pangeran Suryanata, sedangkan ibunya Putri Kalungsu. Putri Kalungsu adalah cucu dari Lambu Mangkurat. Putera-putera Raden Sakar Sungsang adalah Raden Sukarama dan Raden Bangawan. Putera tertua, Raden Sukarama menggantikannya sebagai raja dengan gelar Maharaja Sukarama. Maharaja Sukarama mempunyai seorang puteri yaitu Raden Galuh Baranakan (ibu Sultan Suriansyah) dan empat putera lainnya yaitu Pangeran Mangkubumi (Raden Paksa, putera tertua), Pangeran Tumanggung (Raden Panjang), Pangeran Bagalung (Raden Bali) dan Pangeran Jayadewa (Raden Mambang, putera yang hilang) Versi Tutur Candi menyebutkan ayah Raden Sekar Sungsang

Kerajaan Kutai

Peta Kecamatan Muara Kaman
---
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.